Sabtu, 03 November 2012

Musuh Besar Islam Yang Dapat Hidayah


Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah maha penerima taubat. (QS An Nashr :110 ; 1-3 )

Abu Bakar Sidiq RA.

Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sebelum masuk Islam Umar dikenal sebagai gembong yang paling getol menolak islam dan kaum muslimin. Selama itu kaum muslimin mengalami gangguan yang dilancarkan olehnya.

Setelah masuk Islam beliaupun menjadi tokoh utama pembela Islam dan menjadi khalifah ke-2 setelah





Jika ada panglima perang yang tidak pernah kalah dalam pertempuran, dia adalah Khalid bin Walid. Tidak heran kalau sejarah mencatat namanya sebagai seorang jenius di medan perang. Taktiknya terkenal jitu, ketangguhannya menggetarkan nyali, dan kepemimpinannya diakui kawan maupun lawan. Karena itu, Rasulullah saw. menjulukinya Saifullah atau 'Pedang Allah'. Sebelum itu, Khalid bin Walid adalah salah seorang penentang keras dakwah Rasulullah saw. Berkat kecerdikannya pula Rasulullah dan pasukannya bisa dikalahkan dalam Perang Uhud. Pada waktu Perang UHUD melawan tentara Muslimin pimpinan Rosululloh SAW banyak Suhada yang Syahid terbunuh ditangan Khalid bin Walid dengan dengan Suara lantang diatas perbukitan Khalid bin Walid berkata” Hai Muhammad kami sudah Menang, kamu telah kalah dalam peperangan ini….lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas tercabik cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda”. Rosululloh saw menjawab

“Tidak aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid …Mereka yang gugur adalah Syahid , sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid mereka hidupdisisi Alloh SWT penuh dengan kemuliaan dan kenikmatan , mereka telah berhasil pindah alam dari dunia menuju akherat menuju surga Alloh karena membela Agama Alloh gugur sebagai syuhada akan tetapi Matinya tentaramu , matinya sebagai Kafir dan dimasukkan ke Neraka Jahannam.

setelah Khalid bin walid masuk Islam, beliau menjadi panglima perang pasukan muslimin hingga bisa menaklukan kota Mekkah dan pasukan Romawi.





Streich merupakan seorang politikus terkenal, dan ia adalah orang pertama yang meluncurkan perihal larangan kubah masjid hingga memperoleh status hukum, dan bahkan mempunyai ide untuk menutup masjid-masjid di Swiss. Ia berasal dari Partai Rakyat Swiss (SVP). Streich mempropagandakan anti-gerakan Islam begitu meluas ke senatero negeri. Ia menaburkan benih-benih kemarahan dan cemoohan bagi umat Islam di Negara itu, dan membuka jalan bagi opini publik terhadap mimbar dan kubah masjid.

Setelah masuk Islam. Streich bahkan sekarang mempunyai keinginan untuk membangun masjid yang paling indah di Eropa di Swiss.Yang paling menarik dalam hal ini adalah bahwa pada saat ini ada empat masjid di Swiss dan Streich ingin membuat masjid yang kelima. Ia mengakui ingin mencari “pengampunan dosanya” yang telah meracuni Islam.





Hulagu Khan (1256-1349M), putera Pangeran Tuli, dan cucu Jenghis Khan adalah pemimpin penyerbuan Daulat Abbassiah (750-1256M).

Baghdad dikuasai. Perpustakaan Negara dibongkar. Jutaan buku dibakar dan sebagian lagi dilempar ke sungai Euphrat dan Tigris. Warna air kedua sungai itu berubah menjadi hitam. Pusat pemerintahan Islam berada dalam suasana kiamat. Pusat pengembangan ilmu pengetahuan dunia hancur luluh. Seakan dunia science gelap gulita dan pengembangan ilmu pun terhenti Ratusan ribu orang Islam syahid di bawah panah dan pedang pasukan berkuda Mongol ketika mereka menyerbu ke arah barat. Prajurit berkuda Mongol melindas Khurasan, lalu Baghdad, Damaskus dan bahkan ke wilayah Eropa. Bangsa paling biadab di Eropa pun kalah digempur pasukan biadab dari Mongol.

Kemudian, keadaan menjadi terbalik. Pasukan Mongol yang tadinya membantai ummat Islam, dalam perjalanan kembali ke Mongolia memeluk agama Islam. Bahkan mereka mendirikan dinasti Islam di India. Prajurit prajurit Mongol ini pun tampil menjadi pejuang-pejuang Islam yang perkasa dan barhasil menyebarkan islam dari cina hingga eropa.







18.000 Tentara Islam di Amerika

terdapat 18.000 tentara Muslim di dalam tubuh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. mereka masuk Islam justeru setelah mereka bergabung dalam ketentaraan. Disebutkan masuknya mereka menjadi Muslim lantaran tertarik melihat perangai positif tentara Muslim yang ada di Angkatan bersenjata. Dari tentara Muslim itulah mereka banyak belajar tentang Islam.


38 Tentara korea selatan yang bertugas di Irak secara mengejutkan memutuskan untuk masuk islam.

Tanda-tanda Kiamat Menurut Islam

Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata: “Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”.

Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”. Kemudian beliau menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”. (H.R Muslim).


Keterangan:
Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah:

1. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.

2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya.

3. Dabbah-Binatang besar yang keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt.

4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.

5. Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahadi yang berdaulat pada masa itu dan beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.

6. Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.

7. Gempa bumi di Timur.. Bisa jadi ini mengacu kepada gempa di China, Tsunami di Aceh.

8. Gempa bumi di Barat. Bisa jadi ini akan terjadi di daerah Mexico, Argentina, Brazilia dan negara-negara Amerika Latin.

9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.. Kemungkinan kasus longsor di Mesir sebagai pembukanya.

10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman. (Apa ini bahaya Nuklir?)

Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahawa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merusakkan sistem alam cakrawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.

Demikianlah Tanda-tanda Kiamat Menurut Islam

Selasa, 30 Oktober 2012

Janganlah Jadi Orang Yang Sombong


Kesombongan (takabbur) atau dikenal dalam bahasa syariat dengan sebutan al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain. Orang sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapapun. Dia memandang orang lain hina, rendah dan lain sebagainya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hakikat kesombongan dalam hadits beliauShallallahu ‘alaihi wa salllam,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” [H.R. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd]

Inilah yang membedakan takabbur dari sifat ‘ujub (membanggakan diri, silau dengan diri sendiri). Sifat‘ujub, hanya membanggakan diri tanpa meremehkan orang. Sedangkan takabbur, disamping membanggakan diri juga meremehkan orang.

SEBAB-SEBAB KESOMBONGAN

Sebab-sebab kesombongan, antara lain:

1. ‘Ujub (Membanggakan Diri)
Ketahuilah wahai hamba yang ber-tawadhu’ –semoga Allah lebih meninggikan derajat bagimu-, bahwa manusia tidak akan takabbur kepada orang lain sampai dia terlebih dahulu merasa ‘ujub (membanggakan diri) terhadap dirinya, dan dia memandang dirinya memiliki kelebihan dari orang lain. Maka dari ‘ujub ini muncul kesombongan. Dan ‘ujub merupakan perkara yang membinasakan, berdasarkan sabda NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam,


ثَلاَثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ وَهُوَيَ مُتَبَعٌ وَإِعْجَابٌ اْلمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Tiga perkara yang membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ‘ujub seseorang terhadap dirinya.” [Silsilah Shahihah, no. 1802]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَتَبَخْتَرُ يَمْشِي فِي بُرْدَيْهِ قَدْ أَعْجَبَتْهُ نَفْسُهُ فَخَسَفَ اللَّهُ بِهِ الْأَرْضَ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dengan kesombongan berjalan dengan mengenakan dua burdahnya (jenis pakaian bergaris-garis; atau pakaian yang terbuat dari wol hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah membenamkannya di dalam bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam bumi sampai hari kiamat.” [HR. Bukhari, no. 5789; Muslim, no. 2088; dan ini lafazh Muslim]

2. Merendahkan Orang Lain.
Ketahuilah wahai hamba (Allah), bahwa orang yang tidak meremehkan manusia, tidak akan takabbur terhadap mereka. Sedangkan meremehkan seseorang yang dimuliakan Allah dengan keimanan sudah cukup untuk menjadikan sebuah dosa.


3. Suka Menonjolkan Diri (Taraffu).
Ketahuilah wahai hamba yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa jiwa manusia itu menyukai ketinggian di atas sesamanya, dan dari sini muncul kesombongan.


Oleh karena itu, barangsiapa memperhatikan Al-Qur’an niscaya akan mendapati bahwa orang-orang yang bersombong pada tiap-tiap kaum adalah para pemukanya, yaitu orang-orang yang memegang kendali berbagai urusan. Allah Ta’ala berfirman tentang suku Tsamud, kaum Nabi Shalih Alaihissalam yang artinya, “Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka, ‘Tahukah kamu bahwa Shalih di utus (menjadi Rasul) oleh Tuhannya?’ Mereka (yang dianggap lemah-red) menjawab, ‘Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya.’

Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.

Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. dan mereka berkata, “Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).” [al-A’râf/7:75-77]

Dan Allah Ta’ala memberitakan tentang kaum Nabi Syu’aib Alaihissalam,
Pemuka-pemuka dari kaum Syu’aib yang menyombongkan dan berkata, ‘Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami.’ Syu’aib berkata, ‘Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?‘” [Al-A’raaf/7: 88]

Namun orang yang berakal akan berlomba pada ketinggian yang tetap lagi kekal, yang di dalamnya terdapat keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kedekatan kepadaNya. Dan dia meninggalkan ketinggian sementara yang akan binasa, yang akan diikuti oleh kemurkaan Allah dan kemarahanNya, kerendahan hamba, kesibukannya, jauhnya dari Allah dan terusirnya (dari rahmat) Allah. Inilah ketinggian yang tercela, yaitu sikap melewati batas dan takabbur di muka bumi dengan tanpa kebenaran. Allah Ta’ala berfirman,

Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin ketinggian (menyombongkan diri ) dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” [Al-Qashash/28: 83]

Adapun ketinggian yang pertama (yakni ketinggian yang tetap lagi kekal di akhirat) dan bersemanagat untuk meraihnya, maka itu terpuji. Allah Ta’ala berfirman,

Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” [Al-Muthaffifin/83: 26]
Maka disyari’atkan berlomba-lomba untuk (meraih) derajat-derajat tinggi di akhirat yang kekal, dan berusaha meraih ketinggian pada tingkatan-tingkatannya, serta bersemangat untuk itu dengan berusaha melakukan sebab-sebabnya. Dan hendaklah seseorang tidak merasa puas dengan kerendahan, padahal dia mampu meraih ketinggian.

4. Mengikuti Hawa Nafsu.
Ketahuilah wahai hamba Allah, bahwa kesombongan itu muncul dari sebab mengikuti hawa nafsu, karena memang hawa nafsu itu mengajak menuju ketinggian dan kemuliaan di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman,


Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” [Al-Baqarah/2: 87]

BAHAYA KESOMBONGAN

Ketahuilah wahai hamba Allah yang hatinya dihiasi dengan tawadhu’ (rendah hati) bahwa bencana kesombongan itu sangat besar, orang-orang istimewa binasa di dalamnya, dan jarang orang yang bebas darinya, baik para ulama, ahli ibadah, atau ahli zuhud. Bagaimana bencana kesombongan itu tidak besar, sedangkan kesombongan itu:

1. Dosa Pertama Yang Dengannya Allah Azza Wa Jalla Dimaksiati. 
Kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan Iblis laknatullah dalam bermaksiat kepada Allah Azza wa jalla. Kesombongan itu menyeret Iblis untuk menjadikan takdir sebagai alasan terus-menerus sombong. Allah Azza wa Jalla berfirman,


Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!,’ Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” [Al-Baqarah/2: 34]

2. Kesombongan Merupakan Kawan Syirik Dan Penyebabnya.
Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla menggabungkan antara kekafiran dengan kesombongan di dalam kitab-Nya yang mulia, Dia Azza wa Jalla berfirman,

Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” [Shaad/38: 73-74]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
” (Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir.” [Az-Zumar/39: 59]

Karena barangsiapa takabbur dari patuh kepada al-haq (kebenaran) –walaupun kebenaran itu datang kepadanya lewat tangan seorang anak kecil atau orang yang dia benci dan musuhi- , maka sesungguhnya takabburnya itu adalah kepada Allah, karena Allah adalah Al-Haq, perkataan-Nya adalah haq, agama-Nya adalah haq, al-haq merupakan sifat-Nya, dan al-haq adalah dari-Nya dan untukNya. Maka, jika seorang hamba menolak al-haqtakabbur dari menerimanya, maka sesungguhnya dia menolak Allah dan takabbur terhadap-Nya. Dan barangsiapa takabbur terhadap Allah, niscaya Allah akan menghinakannya, merendahkannya, mengecilkannya, dan meremehkannya.

3. Orang-Orang Yang Sombong Tempat Kembalinya Adalah Neraka.
Oleh karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan neraka sebagai rumah bagi orang-orang yang sombong, sebagaimana di dalam surat Al-Ghafir ayat 76 dan surat Az-Zumar ayat 72. Allah Azza wa Jalla berfirman,


Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya”. Maka neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” [Az-Zumar/39: 72]

Dan orang-orang yang sombong adalah para penduduk neraka Jahannam, berdasarkan sabda NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ أَهْلَ النَّارِ كُلُّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ جَمَّاعٍ مَنَّاعٍ وَأَهْلُ الْجَنَّةِ الضُّعَفَاءُ الْمَغْلُوبُونَ

Sesungguhnya penduduk neraka adalah semua orang yang kasar lagi keras, orang yang bergaya sombong di dalam jalannya, orang yang bersombong, orang yang banyak mengumpulkan harta, orang yang sangat bakhil. Adapun penduduk sorga adalah orang-orang yang lemah dan terkalahkan.” [Hadits Shahih. Riwayat Ahmad, 2/114; Al-Hakim, 2/499]

Mereka akan merasakan berbagai macam siksaan di dalam Jahannam, akan diliputi kehinaan dari berbagai tempat, dan akan diminumi nanah penduduk neraka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ تَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِينَةَ الْخَبَالِ

Pada hari kiamat orang-orang yang sombong akan digiring dan dikumpulkan seperti semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari berbagai sisi. Mereka akan digiring menuju sebuah penjara di dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang sangat panas akan membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk neraka, yaitu thinatul khabal (lumpur kebinasaan).” [Hadits Hasan. Riwayat Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no. 2492; Ahmad, 2/179; dan Nu’aim bin Hammad di dalam Zawaid Az-Zuhd, no. 151]

4. Kesombongan Merupakan Tirai Penghalang Masuk Surga.
Oleh karena itu, Allah mengusir Iblis dari surga, Dia Azza wa Jalla berfirman,

Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya!” [Al-A’râf/7: 13]

Kesombongan itu menjadi tirai penghalang masuk surga karena menghalangi seorang hamba dari akhlaq orang-orang beriman. Orang sombong tidak menyukai untuk kaum mukminin kebaikan yang dia sukai untuk dirinya. Dia tidak mampu bersikap rendah hati dan meninggalkan hasad, dendam, dan marah. Dia juga tidak mampu manahan murka, dia tidak menerima nasehat, dan tidak selamat dari sifat merendahkan dan menggibah manusia. Tidak ada sifat yang tercela kecuali dia memilikinya.

5. Allah Tidak Mencintai Orang-Orang Yang Sombong.
Barangsiapa yang memiliki sifat-sifatnya seperti ini, maka dia berhak mendapatkan laknat Allah, jauh dari rahmatNya, Allah memurkainya dan tidak mencintainya. Allah Azza wa Jalla berfirman,


Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” [An-Nahl/16: 22-23]

6. Kesombongan Merupakan Sebab Su-ul Khatimah (Keburukan Akhir Kehidupan).
Oleh karena itu Allah memberitakan bahwa orang yang sombong dan sewenang-wenang adalah orang-orang yang Allah menutup hati mereka, sehingga mereka tidak beriman. Sehingga akhir kehidupannya buruk. Allah Azza wa Jalla berfirman,

Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” [Al-Mukmin/40: 35]

7. Kesombongan Merupakan Sebab Berpaling Dari Ayat-Ayat Allah.
Yang demikian itu karena orang yang sombong tidak bisa melihat ayat-ayat Allah yang menjelaskan dan berbicara dengan dalil-dalil yang pasti. Juga karena kesombongan itu menutupi kedua matanya, sehingga dia tidak melihat kecuali dirinya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi.” [Al-A’raaf/7: 146]

8. Kesombongan Merupakan Dosa Terbesar.
Kesombongan memiliki berbagai bahaya seperti ini; maka tidak heran jika ia merupakan dosa terbesar. NabiShallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,


لَوْ لَمْ تَكُوْنُوْا تُذْنِبُونَ لَخِفْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبُ الْعُجْبُ

Jika kamu tidak berbuat dosa, sungguh aku mengkhawatirkan kamu pada perkara yang lebih besar dari itu, yaitu ‘ujub, ‘ujub (kagum terhadap diri sendiri).” [Hadist Hasan Lighairihi, sebagaimana di dalamSilsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 658, karya Syaikh Al-Albani]

Rabu, 24 Oktober 2012

Rahasia Di Balik Sholat Shubuh

Rahasia Di Balik Sholat Shubuh. Marilah kita sama-sama belajar belajar, Ada yang menjadi pertanyaan dasar, mengapa Allah memerintahkan kita untuk bangun pagi dan shalat subuh? Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu tentunya akan banyak dijumpai dan membedah serta memberikan jawaban akan manfaat shalat subuh. Dibawah akan diulas sedikit mengani manfaat shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu. Ada banyak buku yang bagus dan renyah dibaca, salah satunya Misteri Shalat Subuh karya RAGHIB AS-SIRJANI.

Rahasia Di Balik Sholat Shubuh

Qabliyah Shubuh yaitu shalat sunnah dua raka’at yang dilakukan sebelum shalat Shubuh. Ia merupakan amalan yang paling dicintai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana disebutkan di dalam sabdanya, artinya, “Dua raka’at Fajar(sebelum Shubuh) lebih baik daripada dunia seisinya.” Dan dalam riwayat Muslim disebutkan, “Sungguh dua raka’at itu (sebelum Shubuh) lebih aku cintai daripada seluruh dunia.” Jika dunia dengan segenap isi dan perbendaharaannya di mata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak dapat menyamai dua rakaat sebelum Shubuh maka bagaimana lagi keutamaan shalat Shubuh itu sendiri.

Keutamaan Shalat Shubuh Sebagai Sebab Masuk Surga dan Selamat dari Neraka Disebutkan di dalam sebuah hadits bahwa siapa saja yang menjaga shalat Shubuh dan Ashar maka akan dimasukkan ke dalam Surga dan dijauhkan dari api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim, “Barang siapa yang shalat di dua waktu yang sejuk maka dia akan masuk surga.” Dan dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Tidak akan dijilat api neraka seseorang yang shalat sebelum Matahari terbit dan sebelum tenggelam.” Yang dimaksudkan dengan dua waktu yang sejuk adalah waktu shalat Shubuh dan shalat Ashar. Disaksikan Malaikat Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dirikanlah shalat dari sesudah Matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. 17:7)

Shalat Shubuh, disebut Qur’anul Fajr karena bacaan al-Qur’an pada shalat ini lebih panjang daripada shalat-shalat yang lain, dan shalat Shubuh ini disaksikan oleh para malaikat. Terkait dengan ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan dalam sebuah haditsnya, “Malaikat saling bergantian dalam mengawasi kalian semua pada waktu malam, dan juga malaikat pengawas di waktu siang, mereka berkumpul pada waktu shalat Shubuh dan shalat Ashar. Kemudian malaikat yang berjaga malam hari naik, lalu Allah bertanya kepada mereka tentang hamba-hamba-Nya sedangkan Allah lebih tahu keadaan mereka, “Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Maka para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan ketika kami datang mereka pun juga sedang dalam keadaan shalat.”

Sholat shubuh tidak lah mudah! Jujur aja. Susah sekali memerangi diri, bangkit meninggalkan kasur. Berjuang keras melawan segala yang menariknya ke tempat tidur, rasa kantuk, dingin, malas dan lain sebagainya. Tapi, kita harus mengingat yang Allah janjikan dan harus semangat mengejar manfaat nya, naaah dari sini Insyaallah kita akan terpacu:

Manfaat Sholat Shubuh?

Dari beberapa sumber referensi shahih, ciri khas dari shalat Shubuh ini adalah bahwasanya dia dapat menyegarkan dan memperbaharui keimanan, menghidupkan hati, melapangkan dada, membuat jiwa penuh dengan kebahagiaan serta menjadikan berat timbangan amal kebaikan.

Sesungguhnya nikmatnya tidur pada waktu Shubuh yang hanya sekian menit tidaklah sebanding dengan kengerian di kubur, atau kengerian jurang-jurang di neraka. Kala itu seseorang hanya mampu menggigit jari menyesal untuk selama-lamanya seraya mengatakan, “Wahai Rabb kembalikan aku ke dunia, aku akan melakukan amal shalih yang dulu aku tinggalkan.” Betapa celaka, kenikmatan yang di akhiri dengan penyesalan, dan kenyamanan yang membawa penderitaan begitu menyakitkan.

Ada yang membuat ku merinding dan tersentuh, begini: Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu memvonis orang yang tidak shalat Shubuh dan Ashar dengan berjama’ah sebagai munafiq ma’lumun nifaq (yang nyata nifaqnya) maka bagaimana dengan orang yang sama sekali tidak mengerjakan shalat, berjama’ah maupun tidak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda, artinya, “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq daripada shalat Subuh dan Isya’. Seandainya mereka mengetahui besarnya pahala kedua shalat tersebut, niscaya akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.” (HR al-Bukhari).

Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan dengan kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu shalat selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda dan tidak ada pada azan di lain waktu adalah "ash shalatu khairun minan naum". Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Pernahkah kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat "ash shalatu khairun minan naum"?

Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain. Sangat mudah bagi kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang baik karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam, Apapun perintahnya pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Beberapa studi ilmiah kedokteran dan kesehatan, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih menunjukkan hasil yang dahsyat! Puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:"YANG") dan penurunan tegangan saraf parasimpatis ("YIN"). Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.

Pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.

Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sma lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur. Sungguh "luar biasa" bukan? bahkan seorang penguasa Yahudi pernah berkata, "kami baru takut terhadap umat Islam jika mereka telah melaksanakan Shalat Subuh seperti melaksanakan Sholat Jum'at". Contoh manfaat shubuh banyak sekali diceritakan, ada juga kisah-kisah sukses bisnis, peningkatan produktifitas kerja, semangat menyelesaikan skripsi, menghadapi ujian hidup, de el el jika kita mengambil semangat dari sholat shubuh berjamaah. Ya Tuhanku, nikmat mana lagi yang kami dustakan...

Menjaga Pandangan Mata Menurut Islam

Menjaga pandangan dalam islam sangatlah dianjurkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, dalam sebuah ayat Al quran dijelaskan, yang artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. ” (QS. Al Isra:32)
.
Terbersit dalam benak di hati, “ terus apa hubungannya zina dengan menjaga pandangan??” . Dalam Hadist yang di riwayatkan Oleh Abu Huaraira r.a dijelaskan: Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).


“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras),kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap.Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya. ” (HR Bukhari).
.
Hadist tersebut menjelaskan sedikit banyak tentang bahaya zina, dan hal tersebut dapat berawal dari pandangan seperti yang jelaskan dalam sebuah ayat alquran di bawah ini : “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya,yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ”. (QS.24:30)
.
Dan diperkuat dalam hadist shahih berikut : “Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya. ” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
.
Ada beberapa perdebatan mengenai hal ini, mengapa hanya dengan pandangan kita dapat melakukan hal yang mendekati zina? Apakah kita tidak boleh menatap lawan jenis kita saat berbicara? Karena pengertian zina dalam masyarakat mayoritas kita berarti melakukan hubungan suami istri tanpa adanya tali pernikahan yang halal. Sehingga, menatap lawan jenis sah- sah saja.
.
Namun, lepas dari perdebatan tersebut, kita mengambil hikmah yang merubah pandangan kita terhadap hubungan akhwat ikhwat selama ini. Kita menganggap menjaga pandangan lebih baik dari pada harus menerima resiko laknat Allah azza wajalla.
.
Memang sangat sulit menerapkan hal ini, Dan kebanyakan perempuan sekarang tidak malu untuk membuka aurat nya di depan umum. Namun terlepas dari semua itu, semua kembali kepada diri sendiri. Karena pada hakikatnya kita harus menentukan jalan kita sendiri, “ jika bukan sekarang, kapan lagi!!!”
.
Tulisan ini dibuat bukan untuk mengajari atau mendikte seseorang. Karena saya juga hanya seorang yang mencoba berubah ke jalan yang lebih baik. Karena kesalahan sepenuhnya milik saya, dan kesempurnaan milik Allah SWT.
.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Awas...Setan Menghancurkan Rumah Tangga Kita


Awas...Setan Menghancurkan Rumah Tangga Kita - Hubungan suami istri dapat tumbuh dan kokoh apabila komunikasi suami istri tersebut berjalan lancar dan kontinu. Karena komunikasi merupakan sarana saling mengenal yang bisa menyatukan hati. Rasulullah saw bersabda :

“jiwa-jiwa itu ibarat tentara yang berkelompok, yang saling kenal akan menyatu dan tidak saling kenal akan menjauhi” (HR. Muslim)


Waspadailah dengan hubungan dingin yang biasanya terjadi dalam kehidupan suami istri. Sebab hal itu akan membuat kehidupan akan berubah seperti kehidupan militer. Di dalamnya hanya ada perintah suami dan ketaatan istri. Adanya hanyalah ucapan suami, ‘ambillah! Bawalah kemari! Makanlah! Minumlah! Tidurlah! Bangunlah! Apa yang engkau inginkan? Apa yang engkau keluarkan?’

Jika hal ini berlangsung berulang-ulang setiap hari, niscaya kehidupan rumah tangga bisa menjadi dingin dan tidak harmonis. Jika ini terjadi, dimanakah cinta? Dimanakah kelembutan? Dimanakah kasih sayang diantara keduanya?

Dimanakah perbincangan mengesankan tentang keindahan matanya, kefasihan lafal-lafalnya, kehalusan rasanya dan keelokan pilihannya? Dimanakah kekaguman terhadap minyak wangi yang dipakai suami? Dimanakah pujian terhadap kebersihan pakaian dan tubuh suami? Dimanakah kata-kata syukur dan doa ketika mendapatkan rezeki?

Dimanakah kenangan manis seiring bertambahnya usia? Dimanakah nostalgia saat berkemah pada musim semi? Dimanakah kenangan sat berbulan madu sebelum lahirnya anak pertama? Dimanakah kenangan tentang suara anak-anak yang lucu, gerakannya yang lincah dan kegemarannya pada manisan?

Dimanakah cerita-cerita kesederhanaan hidup pada masa lampau, kemudahan dalam pernikahan, barakahnya bersikap toleran, dan sikap qana’ah terhadap sedikit pemberian? Bagaimana rumah yang mungil bisa menjadi surga karena hati yang luas dan bersih, tali kekerabatan terjain, tangan-tangan saling berpegangan, dan husnuzhan menjadi syiar seluruh masyarakat yang tidak ada iri dan dengki di dalamnya?

Dimanakah hari-hari tatkala seorang suami merindukan istrinya, padahal ia tengah bersamanya? Sekarang, sang suami pulang pergi meninggalkan sang istri karena pekerjaan dan tugas?

Wahai suami-istri yang saling mencintai, masing-masing kalian hendaknya mengungkapkan ke dalam hati pasangannya jembatan kecintaan dan komitmen. Becengkramalah kalian dalam kesunyian tentang kerinduan. Kalau kalian tak melakukan hal itu, ketahuilah sekarang setan telah meletakkan singgasananya di atas air dan menyebarkan pasukan serta tentaranya. Pasukan yang paling sukses diantara mereka adalah yang mengatakan “aku tidak meninggalkan suami hingga aku telah memisahkannya (menceraikannya) dengan istrinya.

Penyebab Rejeki yang Tersumbat


Penyebab Rejeki yang Tersumbat - Allah SWT telah menciptakan seluruh makhluknya dengan sempurna, dengan pembagian rezekinya.yang seadil-adilnya Tidak ada satu pun yang luput dari penglihatannya dan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya yang lebih tinggi lagi, benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.

Walaupun demikian, masih ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian saya mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?” Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?

Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.

Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati.
Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.

Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan.
Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.

Ketiga, maksiat saat mencari nafkah.
Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membuat rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah.
Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.

Kelima, enggan bersedekah.
Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Aamiin...

Agar rejeki kita lacar silakan Klik Di Sini

Sifat-sifat Jelek Bagi Seorang Istri yang Mesti Dijauhi

Berikut sifat-sifat yang mesti dijauhi oleh seorang istri agar menjadi istri yang sholehah.


Menentang Suami
Menyebarkan Rahasia Suami
Mengingkari Kebaikan Suami
Menolak Tidur Bersama Suami
Meminta Talak Tanpa Sebab
Puasa Sunnah Tanpa Izin Suami
Membawa Orang yang Dibenci Suaminya Masuk ke Rumah
Menceritakan Wanita Lain kepada Suami, Seolah Suaminya Melihat Sendiri
Israof dalam Menggunakan Harta Suami
Berkhalwat dengan Bukan Mahram
Melakukan Aborsi
Keluar Rumah atau Bepergian Tanpa Izin Suami
Berbuat Buruk kepada Keluarga Suami
Menelantarkan Anak-anak dan Pendidikan Mereka
Menampakkan Aurat kepada Selain Suami
Tidak Mengikuti Adab-adab Islam Saat Keluar Untuk Bekerja
Meninggalkan Berhias dan Mempercantik Diri
Enggan Melayani Suami dengan Baik
Tak Sabar dengan Kondisi Suami dan Penghidupannya
Terlalu Memaksakan Diri di Depan Orang Asing
Buruk dalam Mengurus Rumah
Kekeruhan Rumah Tangga
Menginginkan yang Dimiliki Orang Lain
Sengitnya Pertengkaran dengan Suami
Cemburu Buta
Meninggalkan Rumah Saat Bertengkar dengan Suami
Tidak Memperhatikan Kebiasaan Kerja Suami
Sering Mengeluh
Berusaha Menghapus Kepribadian Suami
Tidak Memperhatikan Kondisi Psikoligis Suami
Berselisih di Depan Anak-anak
Meninggalkan Nasihat atau Peringatan Suami tentang Ibadah
Membangkang dan Mengikuti Hawa Nafsu
Bodoh terhadap Agama
Sering Bermasalah dengan Tetangga
Kurang Sabar Menghadapi Kematian
Merasa Lebih Tinggi dari Suami
Berbicara Blak-blakan yang Tak Diharapkan
Menghina Hobi Suami
Istri Selalu Menganggur dan Lalai dari Kewajiban

Senin, 15 Oktober 2012

Manfaat Doa Sebagai Penyembuh

Manfaat Doa Sebagai Penyembuh - Jika anda merasakan gannguan kesehatan atau menderita suatu penyakit. Selain berobat ke dokter, salah satu obat yang mujarab sebagai penyembuh adalah DOA. Mengapa demikian? Karena doa merupakan suatu formula yang bisa mendatangkan ketenangan jiwa. Dan ketenangan jiwa merupakan faktor dominan dalam proses penyembuhan suatu penyaki. Hal ini disebabkan orang yang memanjatkan doa yakin Allah SWT mengabulkan permintaannya.

Manfaat Doa Sebagai Penyembuh

Dan apabila hamba-hamba- Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al- Baqarah:186).

Dalam Kitab Al-Hakim, Ibnul Qayyim al-Jauziyah diriwayatkan hadist dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda,

‘Doa itu bermanfaat bagi musibah yang telah turun dan yang belum turun. Oleh karena itu wahai hamba Allah, kalian harus berdoa.’

Diriwayatkan Aisyah RA, bahwa Nabi Muhamad SAW bersabda,

‘Kewaspadaanmu tidak ada gunanya dalam menghadapi takdir. Berdoalah yang berguna untuk mengantisipasi musibah yang turun maupun yang belum turun. Sesungguhnya musibah ketika turun dihadapi oleh doa dan keduanya bertarung hingga hari kiamat.’

Hubungan doa dengan musibah yang menimpa manusia dikategorikan menjadi tiga yaitu:

1. Doa lebih kuat maka musibah dapat ditolak.

2. Doa lebih lemah dari musibah, walaupun doa lebih lemah meringankan perasaan dan membentuk ketenangan jiwa.

3. Doa dan musibah sama-sama kuat, keduanya saling menolak.

doa yang diterima adalah doa dengan sungguh-sungguh dan memenuhi syarat dan adab maupun etika. Diriwayatkan Aisyah RA, Nabi SAW bersabda,

‘sesungguhnya Allah menyukai orang yang bersungguh-sungguh dalam doa.’

Dari kriteria itu nampak proses psikologis yang terdapat dalam doa adalah hubungan yang kuat antara hamba dengan Sang Khaliq, proses ini dapat tercapai kalau ada kejernihan hati dan pikiran dalam doa kepada Allah SWT sehingga merangsang syaraf-syaraf parasimpatis dan menimbulkan ketenangan hati bagi yang berdoa. Semakin tinggi dan berkualitas doa yang dipanjatkan beserta terpenuhinya syarat-syarat doa maka semakin mustajab doanya.

Sementara doa yang gagal sifatnya tergesa-gesa dalam menanti terkabulnya doa. Ia merasa ijabahnya terlalu lambat datangnya hingga merasa cemas. Akhirnya ia meninggalkan doa sama sekali.

Diriwayatkan Abu Hurairah Nabi SAW bersabda, ‘Akan dikabulkan doa bagi seseorang diantara kalian selama tidak tergesa-gesa. Apalagi mengatakan, ‘aku telah berdoa namun belum juga dikabulkan (HR Bukhari).

Dalam pandangan Ibnul Qayyim al-Jauziyah Ada beberapa hal yang menyebabkan doa itu dikabulkan yaitu,

1. Keadaan sangat genting, terdesak, atau darurat.

2. Didahului dengan perbuatan baik pada sesama seperti bershodaqoh, membantu anak yatim, dan juga orang yang membutuhkan pertolongan. Baca artikel saya mengenai Keajaiban Shodaqoh.

3. Dilakukan pada saat yang tepat (waktu-waktu yang diijabah).

4. Berserah diri secara totalitas hanya kepada Alloh SWT semata.

Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila berdoa kepadaKu’ (QS Al-Baqarah, 186).

Dengan demikian maka doa sangat bermanfaat dalam proses penyembuhan bagi orang-orang yang sedang sakit. Dengan berdoa berserah diri kepada Allah SWT dan senantiasa bersyukur atas semua karuniaNya proses penyembuhan, insya alloh bisa terjadi lebih cepat. Hasbunalloh wani’mal wakil, cukuplah Alloh menjadi penolong kami.

Keajaiban Shodaqoh


Keajaiban Shodaqoh - Shodaqoh berarti memberikan segala sesuatu kepada orang lain tanpa menyalahi aturan syari’. Shodaqoh (sedekah) bisa berbentuk materi (misal : harta, duit, pakaian dsb) dan bisa berbentuk non materi (misal ;mengajarkan ilmu yang bermanfaat, tersenyum, berdzikir dsb). Dan yang termasuk dalam kategori shodaqoh antara lain : zakat, infak, hibah.

Makna infak lebih khusus tentang masalah pemberian materi tanpa dibatasi siapa yang diberi. Zakat maknanya lebih cenderung ke seruan kewajiban mengeluarkan hartanya jika sudah sampai aturan nishob. Sedangkan hibah bermakna suatu pemberian tanpa suatu syarat apapun.


Pada era modern seperti saat ini yang semua serba instant dan cepat, banyak orang yang berambisi agar dapat segera kaya dan sukses dengan melakukan berbagai macam usaha. Banyak yang melakukan dengan cara-cara yang melanggar aturan syariat islam (seperti : menipu, merampok dan bahkan mengambil pesugihan). Padahal di dalam islam telah diajarkan agar kita sebagai umat islam bisa kaya dan sukses (tentunya dengan berusaha dan berdoa). Salah satu jalan tercepat agar kaya dan sukses dengan ber SHODAQOH.

Shodaqoh merupakan wasilah/jalan agar kita bisa sukses dan kaya baik di dunia dan akhirat.Kadang kita berpikir dengan akal kita, kok bisa dengan shodaqoh (mengeluarkan duit) kita bisa kaya seharusnya kalo harta kita berkurang kita khan justru bertambah miskin. Memang kalo kita berpikir dengan akal kita, kita sering berpendapat berbeda dengan firman dan ketetapan Alloh SWT.

Adapaun dalil – dalil dengan shodaqoh kita justru tidak kekurangan harta benda : Hadist Rosululloh SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim : “ Harta itu tidak akan berkurang karena disedekahkan “

“ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Alloh SWT, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Alloh) maka Alloh akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak dan Alloh menyempitkan dan melapangkan rizki dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan “ (Qs. Al baqoroh 245)

“ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Alloh kepadanya. Alloh tidak akan memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedaar apa yang Alloh berikan kepadanya. Alloh kelak akan memberikan kelapangan sesudadh kesempitan” (qs. Ath Tholaq 07)

Jadi apabila kita masih merasa kekurangan maka perbanyaklah bershodaqoh karena dengan shodaqoh kita akan diluaskan rezeki oleh Alloh Swt. Dan apabila kita mengaku sebagai orang muslim maka kita harus PERCAYA TERHADAP JANJI ALLOH SWT. Dan apakah kita bisa disebut muslim apabila kita masih belum benar – benar percaya terhadap janji Alloh SWT (padahal Alloh maha Benar)???.

Mari kita saling membantu saudara – saudara kita yang masih hidup jauh di garis kemiskinan. Dan mudah-mudahan kita selalu diberi keluasan rizki yang barokah oleh Alloh SWT. Amin.

Yang mau shadaqoh bisa klik dsini

Senin, 08 Oktober 2012

Kisah Antara uang Seribu Rupiah dan Seratus Ribu Rupiah

(Cerita ini sekedar intermezzo aja, semoga bermanfaat bagi kita semua)


Uang Rp.1000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia. Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tdk sengaja di dlm dompet seorang pemuda.

Kemudian di antara kedua uang tersebut terjadilah percakapan, yg Rp.100.000 bertanya kpd yang Rp.1000, "Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis...? "

Dijawablah oleh yg Rp. 1000, "Karena aku begitu keluar dari Bank langsung berada di tangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis."

Lalu Rp.1000 bertanya balik kpd Rp.100.000, "Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih? "

Dijawab oleh Rp. 100.000, "Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet."

Lalu Rp.1000 bertanya lagi, "Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah? "

Dijawablah, "Belum pernah."

Rp.1000. pun berkata lagi, "Ketahuilah bahwa walaupun keadaanku seperti ini adanya, setiap Jum'at aku selalu mampir di Masjid-masjid, dan di tangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kpd Tuhan. Aku tidak dipandang manusia bukan karena sebuah nilai tapi karena manfaat..."

Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 krn merasa besar, hebat, tinggi tapi tdk begitu bermanfaat selama ini.

Jadi bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri Anugerah dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong.

"AMIN"





Ciri-ciri Wanita Shalehah


Ciri-ciri Wanita Shalehah - Mendapatkan istri yang shalehah dambaan para laki-laki. Siapa yang ingin benar benar menjadi istri Shalihah perhiasan terbaik dunia. Maka jangan lakukan 7 hal di bawah ini: yang sering terjadi ialah istri menolak hubungan, berdandan hanya saat kondangan. Simak daftar berikut :


1. Istri Menolak perintah (yang baik dan benar) suami
2. Istri Menolak ajakan tidur
3. Istri berdandan untuk orang lain tetapi tidak untuk suami
4. Istri Memasang wajah cemberut
5. Istri memaki-maki atau menghina suami
6. Istri keluar rumah tanpa izin suami
7. Istri menerima tamu tanpa izin suami

Rujukan ilmiah

Larangan Menolak perintah suami

“Siapa saja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat Allah dan malaikat serta semua manusia.”

              Larangan melawan suami.
“Isteri yang durhaka hukumnya berdosa dan dapat gugur nafkahnya ketika itu. Jika ia tidak segera bertaubat dan meminta ampun dari suaminya, Nerakalah tempatnya di Akhirat kelak.
Apa yang isteri buat untuk suami adalah semata-mata untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT”

Larangan Menolak hubungan (tidur bersama)

“Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur. ia tidak datang niscaya malaikat melaknat isteri itu sampai Subuh.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Larangan Cemberut 

 “Siapa saja perempuan yang bermuka masam di hadapan suaminya berarti ia dalam kemurkaan Allah sampai ia senyum kepada suaminya atau ia meminta keridha-annya.” 

Larangan Memaki atau Menghina 

 Sabda Rasulullah SAW : “Dan ada empat golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalam Neraka (diantaranya) ialah wanita yang kotor atau jahat lidahnya terhadap suaminya." 

Larangan Menghina jerih payah jasa suami. 

 “Allah tidak akan memandang (benci) siapa saja perempuan yang tidak berterima kasih di atas pengorbanan suaminya sedangkan dia masih memerlukan suaminya.” 

Larangan Keluar rumah tanpa izin suami 

“Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya.” (Riwayat Al Khatib)

Larangan Berdandan bukan untuk suami.

 “Janganlah mereka (perempuan-perempuan) menampakkan perhiasannya melainkan untuk suaminya.” (An Nur : 31)

Larangan Memasukan tamu tanpa izin suami. 

“Jangan ijinkan masuk ke rumahnya melainkan yang diijinkan suaminya.” (Riwayat Tarmizi)

Biar adil inilah: Berikut  Larangan untuk suami 

1. Suami KDRT: Nampar muka istri (krn islam melarang mukul daerah kepala)

2. Suami anggota ISTI: Ikatan Suami takut istri (krn suami hrs memimpin istri: arrijaalu qowamuna alannissa)

3. Suami Dayyus: suami tdk cmburu lihat istri bercanda dgn lelaki yg tdk halal, Suami membiarkan istrinya

4. Bermaksiat: buka aurat di dpn org yg tdk halal baginya

5. Malas mendidik anak malas mencari nafkah

6. Suami malas ibadah dan malas menuntut ilmu

Minggu, 07 Oktober 2012

Siapakah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Itu ?


Sungguh sayang sungguh malang, umat Islam di masa ini bak buih di lautan, banyak jumlahnya namun tercerai-berai. Heran bukan kepalang melihat fenomena ini, kita semua tahu bahwa Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam hanya 1 macam, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Sesungguhnya kalian adalah umat yang satu dan Aku adalah Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-Ku” [Al-Anbiyaa : 92]. Namun mengapa hari ini Islam menjadi bermacam-macam? Aneh bukan?


Ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedari dulu telah memperingatkan hal ini: “Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan ; dan telah berpecah kaum Nashara menjadi tujuh puluh dua golongan; sedang umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kami-pun bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah? ; Beliau menjawab: yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para sahabatku di hari ini” [HR. Tirmidzi]. Namun lihatlah, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengabarkan bahwa ada 1 golongan yang selamat dari perpecahan yaitu orang-orang yang beragama dengan menempuh jalan Islam sebagaimana jalan Islam yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya pada masa itu. Dari sinilah muncul istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah istilah yang dilekatkan dengan sifat-sifat golongan yang selamat yang disebutkan dalam hadist di atas. Maka tak pelak lagi, istilah Ahlus Sunnah pun menjadi rebutan. Bahkan orang-orang yang menempuh jalan yang salah pun mengaku Ahlus Sunnah. Sehingga masyarakat awam yang sedikit menyentuh ilmu agama pun dibuat bingung karenanya, dan rancu dibuatnya, tentang siapakah sebenarnya Ahlus Sunnah itu?

Makna Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

Kata “Ahlussunnah” terdiri dari dua suku kata yaitu ’ahlu’ yang berarti keluarga, pemilik, pelaku atau seorang yang menguasai suatu permasalahan, dan kata ’sunnah’. Namun bukanlah yang dimaksud di sini sunnah dalam ilmu fiqih, yaitu perbuatan yang mendapat pahala jika dilakukan, dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Akan tetapi sunnah adalah apa yang datang dari Nabi baik berupa syariat, agama, petunjuk yang lahir maupun yang bathin, kemudian dilakukan oleh sahabat, tabiin dan pengikutnya sampai hari Kiamat. Dengan demikian definisi Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sunnah para shahabatnya. Sehingga Imam Ibnul Jauzi berkata,” Tidak diragukan bahwa orang yang mengikuti atsar (sunnah) Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya adalah Ahlus Sunnah” (Lihat Talbisul Iblis hal. 16)

Sedangkan kata ”Al Jama’ah” artinya bersama atau berkumpul. Dinamakan demikian karena mereka bersama dan berkumpul dalam kebenaran, mengamalkannya dan mereka tidak mengambil teladan kecuali dari para sahabat, tabiin dan ulama–ulama yang mengamalkan sunnah sampai hari kiamat. Karena merekalah orang-orang yang paling memahami agama yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Namun yang perlu digaris-bawahi di sini adalah bahwa Al Jama’ah adalah orang-orang yang berada di atas kebenaran, bukan pada jumlahnya. Jumlah yang banyak tidak menjadi patokan kebenaran, bahkan Allah Ta’ala berfirman yang artinya: ”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” [Al An’am: 116]. Sehingga benarlah apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu: “Al-Jama’ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian” (Syarah Usuhul I’tiqaad Al Laalika-i no. 160).

Ringkasnya, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya, dan dalam memahami dan mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tersebut mereka meneladani praktek dan pemahaman para sahabat, tabi’in dan orang yang mengikuti mereka. Dan makna ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentang satu golongan yang selamat pada hadits di atas: ”yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para sahabatku dihari ini”.

Pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

Mungkin setelah dijelaskan makna Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, sebagian orang masih rancu tentang siapakah sebenarnya mereka itu. Karena semua muslim, dari yang paling ’alim hingga yang paling awamnya, dari yang benar hingga yang paling menyimpang akan mengaku bahwa ia berjalan di atas jalannya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Maka dalam kitab Ushul Aqidah Ahlis Sunnah, Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhahullah menjelaskan bahwa Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dapat dikenal dengan dua indikator umum:

Ahlus Sunnah berpegang teguh terhadap sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, berbeda dengan golongan lain yang beragama dengan berdasar pada akal, perasaan, hawa nafsu, taqlid buta atau ikut-ikutan saja.

Ahlus Sunnah mencintai Al Jama’ah, yaitu persatuan ummat di atas kebenaran serta membenci perpecahan dan semangat kekelompokan (hizbiyyah). Berbeda dengan golongan lain yang gemar berkelompok-kelompok, membawa bendera-bendera hizbiyyah dan bangga dengan label-label kelompoknya.

Perlu diketahui juga bahwa istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah muncul untuk membedakan ajaran Islam yang masih murni dan lurus dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dengan ajaran Islam yang sudah tercampur dengan pemikiran-pemikiran menyimpang seperti pemikiran Jahmiyah, Qodariyah, Syi’ah dan Khawarij. Sehingga orang-orang yang masih berpegang teguh pada ajaran Islam yang masih murni tersebut dinamakan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Imam Malik rahimahullah pernah ditanya : “Siapakah Ahlus Sunnah itu? Ia menjawab: Ahlus Sunnah itu mereka yang tidak mempunyai laqb (julukan) yang sudah terkenal. Yakni bukan Jahmiyah, bukan Qadariyah, dan bukan pula Syi’ah”. (Lihat Al-Intiqa fi Fadlailits Tsalatsatil Aimmatil Fuqaha. hal.35 oleh Ibnu Abdil Barr).

Walaupun pada kenyataannya orang-orang yang berpemikiran menyimpang tersebut, seperti Jahmiyah, Qodariyah, Syi’ah dan Khawarij juga sebagian mengaku sebagai Ahlus Sunnah. Sehingga hal ini memicu para Imam Ahlus Sunnah untuk menjelaskan poin-poin pemahaman Ahlus Sunnah, agar umat dapat menyaring pemahaman-pemahaman yang tidak sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah. Salah satunya dari Imam Ahlus Sunnah yang merinci poin-poin tersebut adalah Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah dalam kitabnya Ushul As Sunnah. Secara ringkas, poin-poin yang dijelaskan Imam Ahmad tentang pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah diantaranya adalah:

Beriman kepada takdir Allah,

Beriman bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah (perkataan Allah), bukan makhluk dan bukan perkataan makhluk,

Beriman tentang adanya mizan (timbangan) di hari Kiamat, yang akan menimbang amal manusia,

Beriman bahwa Allah ‘Azza Wa Jalla akan berbicara dengan hamba-Nya di hari Kiamat,

Beriman tentang adanya adzab kubur dan adanya pertanyaan malaikat di dalam kubur,

Beriman tentang adanya syafa’at Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bagi ummat beliau Beriman bahwa Dajjal akan muncul,

Beriman bahwa iman seseorang itu tidak hanya keyakinan namun juga mencakup perkataan dan perbuatan, dan iman bisa naik dan turun,

Beriman bahwa orang yang meninggalkan shalat dapat terjerumus dalam kekufuran, Patuh dan taat pada penguasa yang muslim, baik shalih mau fajir (banyak bermaksiat). Selama ia masih menjalankan shalat dan kepatuhan hanya pada hal yang tidak melanggar syariat saja,

Tidak memberontak kepada penguasa muslim,

Beriman bahwa tidak boleh menetapkan seorang muslim pasti masuk surga atau pasti masuk neraka,

Beriman bahwa seorang muslim yang mati dalam keadaan melakukan dosa tetap disholatkan, baik dosanya kecil atau besar.

Jangan salah membatasi

Imam Al Barbahari berkata: ”Ketahuilah bahwa ajaran Islam itu adalah sunnah dan sunnah itu adalah Islam” (Lihat Syarhus Sunnah, no 2). Maka pada hakikatnya pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah Islam itu sendiri dan ajaran Islam yang hakiki adalah pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Maka Ahlus Sunnah adalah setiap orang Islam dimana saja berada yang mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dengan pemahaman para sahabatnya. Jika demikian, sungguh keliru sebagian orang yang membatasi Ahlus Sunnah dengan batas-batas yang serampangan.

Telah keliru orang yang membatasi Ahlus Sunnah dengan suatu kelompok atau organisasi tertentu, seperti perkataan: ’Ahlus Sunnah adalah NU’ atau ’Ahlus Sunnah adalah Muhammadiyah’. Telah salah orang yang membatasi Ahlus Sunnah dengan majlis ta’lim atau ustadz tertentu dengan berkata: ’Ahlus Sunnah adalah yang mengaji di masjid A’ atau ’Ahlus Sunnah adalah yang mengaji dengan ustadz B’. Keliru pula orang yang membatasi dengan penampilan tertentu, misalnya dengan berkata ’Ahlus Sunnah adalah yang memakai gamis, celana ngatung dan berjenggot lebat. Yang tidak demikian bukan Ahlus Sunnah’. Tidak benar pula membatasi Ahlus Sunnah dengan fiqih misalnya dengan berkata ’Yang shalat shubuh pakai Qunut bukan Ahlus Sunnah’ atau ’Orang yang shalatnya memakai sutrah (pembatas) dia Ahlus Sunnah, yang tidak pakai bukan Ahlus Sunnah’. Dan banyak lagi kesalah-pahaman tentang Ahlus Sunnah di tengah masyarakat sehingga istilah Ahlus Sunnah mereka tempelkan pada kelompok-kelompok mereka untuk mengunggulkan kelompoknya dan berfanatik buta terhadap kelompoknya.

Adapun Ahlus Sunnah yang sejati tidak sibuk dengan label dan pengakuan, serta benci dengan semangat kekelompokkan. Sebagaimana perkataan Ibnu Qoyyim Al Jauziyah tentang Ahlus Sunnah: ”Sesuatu yang tidak mempunyai nama kecuali Ahlus Sunnah” (Lihat Madarijus Salikin III/174). Bahkan seorang Ahlus Sunnah menyibukkan diri dengan menerapkan sunnah dalam setiap aspek kehidupannya. Dan tidak ada gunanya seseorang mengaku-ngaku Ahlus Sunnah, sementara ia sibuk dengan melakukan bid’ah dan hal-hal yang bertentangan dengan sunnah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya ”Sesungguhnya Rabb-mu lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia juga lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” [An Najm: 30].

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menunjukkan kita kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang diberikan ni’mat, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan orang-orang tersesat.

AddThis

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template